Monday, December 29, 2014

Asal Mau Berusaha, Pasti Ada Jalan

"Di mana ada usaha, di situ ada jalan."

Siapa sih yang nggak tahu pepatah itu? Dari kecil kita diperdengarkan dengan
kata-kata sakti ini sampai begitu mendarah daging.

Memang bagi sebagian orang pepatah ini bisa memberi pengertian yang absurd, salah satu contoh yang banyak terjadi sekarang adalah adanya individu yang fokus mengembangkan kekuatannya dan nggak sedikit juga individu yang memperkuat kelemahannya. Misalnya seperti masa-masa kita sekolah dulu, orang tua kita fokus sekali sama mata pelajaran di rapor kita yang mendapatkan nilai merah. *plus dimarahin biasanya nih*Tapi kalau pelajaran yang nilainya 9, ya mereka beranggapan kalau itu sudah suatu keharusan.

Di mana ada usaha, disitu belum tentu ada jalannya bro....!!!! Terkadang kita nggak cukup dengan usahanya aja, tapi juga bikinin jalannya sekalian. Kenapa saya bilang begitu...??? Pas kuliah, saya ini cita-citanya jadi Ahli Mesin, karena keadaan yang memaksa untuk berhenti kuliah dan kehilangan yang teramat sangat, saya terpikir menjadi buruh biasa saja.

Tapi semua itu berakhir ketika negara api menyerang.....!!!!

Hehehe..... Bercanda deng.....

Ditinggal orang yang sangat dicintai dalam hidup kamu sewaktu sedang mengejar cita-cita itu dramatis men, kamu bisa terjatuh dan tak bisa bangkit lagi lalu tenggelam dalam lautan luka dalam serta tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. *nggak ngerti yg ini apa maksudnya*

Tapi sejujurnya aku bangkit lagi dengan apa yang ku bisa biarpun jalannya belum ada, jadinya bikin jalannya dulu deh biar bisa berusaha move on dan nggak resah gelisah, gundah gulana, serta galau.

Kesimpulannya, lakukan apa aja yang kamu bisa dulu untuk membuat jalan dari apa yang mau kamu usahakan, baru kamu bisa melakukan sesuatu untuk melakukan apa yang kamu suka. Bayangin aja kalau seorang Bacharuddin Jusuf Habibie jadi tentara dan nggak kuliah di Jerman, bayangin juga kalau seorang Mark Zuckerberg lulus kuliah dari Harvard tanpa ngembangin platform jejaring sosialnya. Zaman sekarang itu nggak akan ada yang nemuin Teori Keretakan Pada Sayap Pesawat Terbang, dan kamu pasti nggak bisa narsis-narsisan di FB.

Fokus dan Lakukan apa yang kamu bisa. Kembangkan dan asah kemampuan itu sampai menjadi skill. Sebuah skill yang begitu mumpuni hingga bisa jadi nilai tambah buat diri kamu sendiri. Kalau kamu kalah pinter, kamu harus menang rajin, kalau kamu kalah rajin, ya kamu harus menang jujur. Jadi kalau kamu adalah seorang yang baru mau merintis usaha, carilah satu partner yang teliti menangani pembukuan, satu partner yang bisa menghasilkan desain yang indah, dan satu partner yang lincah berjualan serta senang bertemu orang setiap hari. Bukan dengan ngerjain semuanya sendiri, atau memaksa orang lain untuk ngerjain sesuatu yang mereka sebetulnya nggak bisa atau nggak punya skill di situ. Baru kemudian jadilah orang yang berguna untuk orang banyak jangan jadi orang sukses, karena menjadi sukses itu selalu membicarakan tentang kepentingan diri sendiri sedangkan menjadi berguna itu selalu membicarakan tentang kepentingan orang banyak.

Sunday, December 14, 2014

Singit (Sitria Piningit)


Tujuan posting yang sekarang ini buat motivasi aja sebenarnya, tapi maafkan aku yang cepat bosenan sehingga ngetik lagi di blog yang kita cintai ini hehehehe......

Berhubung belakangan ini aku dibikin agak pusing sama kerjaan dan tanggung jawab jadinya agak singit gimana gitu, cuma sebagai seorang pembela kebenaran yang bertugas menjaga blog ini *tsah* jadinya semenyebalkan apapun hidup ini harus dihadapi dengan senyum sana senyum sini biar nggak stress banget. Belakangan ini setelah melalui proses perenungan dan melamun yang sangat panjang dan melelahkan akhirnya kudapatkan rumusan resolusi 2015 yang menargetkan aku untuk bekerja lebih giat lagi dan menghilangkan kebiasaan malas yang bikin otak buntu.

Serius nih, belakangan ini aku hampir kayak orang idiot yang sedang berkelana mencari tujuan hidup. Kenapa? Karena akibat dari males ini males itu jadinya pasokan oksigen nggak lancar dan mengakibatkan pikiran terganggu dan pernapasan ngos-ngosan. Intinya sekarang siapa loe siapa gue aja deh biar nggak terlalu bergantung sama orang lain dan menyusahkan mereka. Tapi ke-absurd-an postingan yang ini agak lebih tinggi levelnya daripada yang lain berhubung aku masih sedikit agak sikat kesamping (baca : singit) hehehe........

Ngelamar kerja kesana kemari belum ada panggilan, mau buka usaha gede nggak ada modal, jadinya yah gini, usaha kecil-kecilan dululah sama istri tercinta sambil tetep kerjain apa yang uda ada biar stabil dulu pikirannya. Intinya berusahalah secara terus menerus walaupun usaha kecil dan remeh tapi kitalah bosnya hehehehe.......

(Waktu postingan ini dibuat aku masih agak singit makanya kebanyakan cengengesan)

Wednesday, December 3, 2014

Terjebak Masa Lalu? Terkadang Perlu

Pernah nonton yang namanya Saint Seiya? Ksatria Baja Hitam? Atau mungkin Dash Yonkuro? Kalo pernah berarti kamu 90an banget lah, sama kayak aku yang masih terjebak dalam kegemerlapan masa lalu yang bikin bangun nggak pernah telat tiap minggu pagi, yang bela-belain bangun bobo siang jam setengah tiga sore tiap hari. Semua itu cuma buat nonton kartun yang mungkin anak-anak zaman sekarang nggak bisa menikmatinya lagi. Mungkin kamu pernah juga ngalamin yang namanya mandi dulu sebelum jam 4 sore supaya bisa nonton Ksatria Baja Hitam yang legendaris itu, zuupeerr.......

Tapi sayang semua itu berakhir ketika negara api menyerang, hehehe becanda.....

Maksudku, zaman sekarang anak-anaknya terlalu cepat dewasa karena perkembangan teknologi yang nggak terbendung. Dari nenteng gadget canggih yang kemahalan, nongkrong di warnet buat maen game online, sampai ada yang jadi cabe-cabean biar dapat pengakuan. Gimana? Aneh kan.....???

Lama-lama aku jadinya mikir kalo ini semua adalah sebuah konspirasi global untuk merusak generasi muda Indonesia, mana zaman sekarang mainannya kebanyakan nggak mendidik dan serba instan. Aku jadi teringat waktu aku masih tergila-gila dengan yang namanya Mini4WD, gilak tuh mainan. Karena sampai sekarang aja aku masih nyimpen satu-satunya peninggalan bersejarah dari zaman itu.

Secara nggak langsung kita dididik untuk menjadi mekanik dadakan supaya mobil-mobilannya bisa tambah kuenceng dan stabil di lintasan. Jadi kita nggak cuma sekedar maen trus liatin doank, dan yang bikin asyik itu mainan beneran bukan mainan digital seperti yang selama ini dimainin anak-anak lain.

Sayang aja kan kalo mental generasi penerus kita jadi mental yang serba instan karena dari kecil kurang memahami yang namanya proses. Mau jadi apa-apa maunya instan, berusaha males, gimana mau berhasil........???